SEARCH

Senin, 02 Februari 2009

Puisi : Kepada Seorang Ayah yang berbahagia

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu saat kau membacakan baris-baris kasih sayang kepada buah hatimu Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah merasuki tulang-tulang tuamu. Adakah aku akan melihat orang tuaku sebahagia lantunan nyanyian hatimu yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia? aku merenung menggores bayangan butiran air matamu yang terdorong keluar oleh kebahagiaan aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku yang tak sanggup menahan keharuan menuntut jalan keluar, mungkin hendak berteman dengan air matamu

Puisi : Tanpa Judul

Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepatuntuk untaian kalimat yang hendak saya tulis hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahangetaran itu melemah dan berhentiseperti denyut nadi anak-anak ingusantak terdengar mereka oleh gesekan anginJika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsamaka bangsaku hendak menggunakannya pulamereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesanmereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanahaliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampaitersebar ke seluruh tubuhberhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempelMaaf jika hidupku adalah demokrasinampaknya ia tak punya judul lagikadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidupseperti jiwa Chairil Anwarnamun kadang saya menemukan ketidakbernilaianyang mendorongku untuk mengakhiri hidupthe object of my affection telah matibersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur

Puisi: Aku dan Tulisanku

Adakah orang akan bertanya akan aku ketika akutak pernah menulis satu kata?Adakah orang akan mencari namaku ketika akutak pernah meninggalkan kesan?tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisankujari-jariku bekerja dengan otakkutapi tidak dengan dirikudiriku adalah kumpulan prilaku potensi dosadiriku adalah susunan tulang daging darahyang mungkin telah menyerap barang haramdiriku bukan milikku, lingkunganku telah mengklaimnyaAdakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulissebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormatiingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisankuharap aku bisa mendapat sapaan hormat yang samaTulisanku adalah produksi otakku yang bersahajatak dapat bercengkrama dengan prilakuku yangdiproduksi oleh niatku yang subjektiftulisanku memberi tahu tentang aku ke duniasementara aku tak pernah berbuat yang samakepada tulisanku....

Puisi: Kepergianmu

Kepergianmu
Air matamu mengiris hatiku haluskuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucatterlihat ketakutan kehilangan akan nafasmunafasmu yang mengalir dalam nafaskuKubelai rambutmu dengan kelembutan angin malamterasa getaran menyatu diujung jari-jaritak kuasa menahan gejolak kasihlimpahan nuansa kejora malam yang tak bertepiTak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilutelah terpatri janji pada kedalaman nuraniakan ikut menyatu kegalauan kasih dalam deritameski kekuatan malam hendak meragas